google search

Minggu, 20 Februari 2011

Unta dan Lubang Jarum


* Markus 10:17-27 Orang kaya sukar masuk Kerajaan Allah
10:17 Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
10:18 Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja.
10:19 Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!"
10:20 Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."
10:21 Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
10:22 Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.
10:23 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah."
10:24 Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah.
10:25 Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
10:26 Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"
10:27 Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah."

Baca juga di Lukas 18:18-27/ Matius 19:16-26


Dalam ketiga Injil Sinoptik, perkataan ini muncul setelah peristiwa orang kaya yang ingin tahu bahaimana caranya memperoleh kehidupan yang kekal – dalam bahasa Injil, memperoleh kehidupan yang kekal sinonim dengan masuk Kerajaan Allah. Ketepatannya dalam mematuhi hukum tidak bisa disangsikan lagi – Ia meyakinkan Tuhan Yesus bahwa ia telah mematuhi semuanya sejak ia akil-balik, dan Tuhan Yesus tidak mengatakan bahwa perlakuan orang ini berlebih-lebihan. Tetapi untuk menguji keteguhan hatinya, Tuhan Yesus mempersilahkan dia menjual segala miliknya dan membagikannya kepada orang-orang miskin. "Maka", kata Tuhan Yesus, "engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku". Mendengar perkataan itu wajah orang kaya itu menjadi kecut. Pengorbanan ini terlalu besar dari apa yang ia sedia berikan. Kejadian ini menunjukkan sifat yang radikal dari pola pemuridan Tuhan Yesus dalam memanggil orang.

Kemudian untuk menggambarkan "alangkah sukarnya orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah". Tuhan Yesus menggunakan ungkapan kata yang mengejutkan ini. PendengarNya langsung menganggap ini sebuah perkataan yang keras untuk dimengerti. Bukan saja sulit, tapi tidaklah mungkin seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sama seperti seekor unta melewati lubang jarum, betapapun besarnya lubang jarum itu. Para pendengar gentar, "jadi, siapakah yang dapat diselamatkan?", tanya mereka (Diselamatkan sinonim dengan masuk kedalam Kerajaan Allah dan memperoleh kehidupan yang kekal). 12 murid-murid Tuhan Yesus bukanlah orang-orang kaya. Petrus mewakili yang lain ketika ia berkata "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau" (Markus 10:28 ). Tetapi barangkali mereka tidak menyadari batapa ketatnya syarat-syarat memasuki Kerajaan Allah itu.


Kita kaji ayatnya :


* Matius 19:24
LAI TB, Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.
KJV, And again I say unto you, It is easier for a camel to go through the eye of a needle, than for a rich man to enter into the kingdom of God.
The Orthodox Jewish Brit Chadasha, And again I say to you, it is easier for a camel to go through the eye of a needle than for a rich person to enter into the Malchut (kerajaan) HaShomayim (surga).
TR, παλιν δε λεγω υμιν ευκοπωτερον εστιν καμηλον δια τρυπηματος ραφιδος διελθειν η πλουσιον εις την βασιλειαν του θεου εισελθειν
Translit. interlinear, palin {lagi} de {dan} legô {Aku berkata} humin {kepada kalian} eukopôteron {lebih mudah} estin {ia adalah} kamêlon {unta} dia {melalui} trupêmatos {mata} rhaphidos {jarum} dielthein {pergi} ê {daripada} plousion {orang kaya} eis {ke dalam} tên basileian {kerajaan} tou theou {Allah} eiselthein {masuk}


Ada usaha-usaha untuk menafsirkan ayat di atas dengan menganggap bahwa unta (Yunani: καμηλος - kamêlos) sebenarnya adalah tali tambang (Yunani: καμιλος - kamilos) atau bahwa ada gerbang kecil yang bernama lobang jarum yang begitu rendah sehingga seekor unta harus membungkuk kalau mau melewatinya.

Demikian pula ada usaha-usaha untuk menghubungkan kata Yunani καμηλος - kamêlos dengan kata Aram gamla' yang di samping bermakna unta juga dapat bermakna tali tambang. Padahal bahasa Aram untuk tali tambang adalah habla dan bukan gamla. Usaha yang disebutkan terakhir ini menyatakan bahwa naskah Perjanjian Baru Yunani sebenarnya merupakan hasil terjemahan dari teks asli berbahasa Semitik.

"And (dein) again (tub) I word ('emar) to you, it is easier (delila) for a camel (gamla) to pass (al) through the opening (herura) of a needle (mehata) than ('au) a rich ('atira) man to enter (al) the sovereigndom (malkuta) of God ('alaha)", The Aramaic New Covenant


Usaha yang kedua yaitu menyatakan bahwa ada gerbang kecil yang bernama lobang jarum dikemukakan oleh Lord George Nugent (1845). Ia menyatakan bahwa ada dua gerbang di kota Yerusalem, yang pertama dan agak besar digunakan bagi hewan beban, dan yang kedua agak kecil digunakan bagi pejalan kaki. Yang kecil inilah yang dewasa ini disebut sebagai mata jarum namun tidak ada bukti bahwa gerbang itu sudah ada di era Yesus Kristus. Canon Farrar, bahkan menyatakan bahwa nama mata jarum itu baru diberikan belakangan oleh kalangan Yahudi Kristen untuk merujuk kepada perkataan Yesus Kristus.

Pendapat bahwa unta adalah tali tambang jelas tidak tepat karena ada penulis Injil sinoptik semuanya menulis "καμηλος – kamêlos", bukan "καμιλος – kamilos". Pendapat kedua juga kurang tepat karena jika lobang jarum itu adalah gerbang kecil di Yerusalem, maka masih ada kemungkinan unta dapat melewatinya, bertentangan dengan ayat berikutnya bahwa bagi manusia, unta tidak mungkin dapat masuk melalui lobang jarum.


* Matius 19:26
LAI TB, Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.
KJV, But Jesus beheld them, and said unto them, With men this is impossible; but with God all things are possible.
TR, εμβλεψας δε ο ιησους ειπεν αυτοις παρα ανθρωποις τουτο αδυνατον εστιν παρα δε θεω παντα δυνατα εστιν
Translit. interlinear, emblepsas {memandang} de {tetapi} ho iêsous {Yesus} eipen {Dia berkata} autois {kepada mereka} para {bagi} anthrôpois {para manusia} touto {ini} adunaton {mustahil} estin {ia adalah} para {bagi} de {tetapi} theô {Allah} panta {segala sesuatu} dunata {dapat, mungkin} estin {ia adalah}


Satu hal lagi, nama-nama tempat di Israel dalam Alkitab Perjanjian Baru senantiasa ditulis dalam bahasa Ibrani atau Aram, tidak ada yang ditulis dalam bahasa Yunani, misalnya :
- Getsemani (Matius 26:36), dari kata Aram gat (anggur) syemen (minyak) atau bahasa Ibrani gay (lembah) syemen (subur) (Yesaya 28:1).
- Golgota (Matius 27:33), dari kata Aram (Ibrani: gulgolet), tengkorak.
- Betlehem (Lukas 2:4) dari kata Ibrani beyt lekhem dari kata bayit (rumah) dan lekhem (roti).
- Betesda (Yohanes 5:2) juga dalam bahasa Aram, Ibrani: bayit (rumah) dan khesed (kemurahan).


Jika seandainya ada gerbang kecil yang bernama lobang jarum pada zaman Yesus Kristus, baik Matius, Markus, maupun Lukas akan menuliskannya dalam bahasa Ibrani atau Aram, bukan dalam bahasa Yunani "trupêmatos rhaphidos" .

Kalangan Semitik (Ibrani, Aram, maupun Arab) biasa menggunakan tamsil (ibarat) seperti unta atau gajah melewati lubang jarum untuk melukiskan suatu kemustahilan :

"Anda tahu bahwa mereka tidak dapat memperlihatkan kepada seseorang pohon emas, tidak pula seekor gajah melewati mata jarum." (T. Bab. Beracot, vol. 55. 2.)

"Barangkali Anda adalah salah satu dari Pombedita (sekolah Yahudi di Babilonia) yang membuat seekor gajah melewati mata jarum." (T. Bab, Bava Metzia, vol. 38. 2.)

"Demi Allah, kami sudah melihat dengan mata kepala sendiri, membawa seekor gajah melewati mata jarum." (Prefat. ad Zohar, Editor Sultzbach}.

Bukan hanya kalangan Yahudi, namun di beberapa negara Timur, ungkapan seperti ini sering digunakan untuk menyatakan kemustahilan.


Maka, tak bisa disangkal bahwa Tuhan Yesus menggunakan gaya bahasa hiperbola yang lazim dalam masyarakat semitik untuk mengungkapkan sesuatu yang sama sekali tidak mungkin. Gaya bahasa hiperbola bisa juga kita temukan sewaktu Tuhan Yesus berbicara tentang orang dengan sebilah balok dimatanya yang ingin mengeluarkan selumbar atau setitik serbuk gergaji dari mata saudaranya (Matius 7:3-5; Lukas 6:41-42). Maksud pemakaian gaya bahasa hiperbola ini adalah supaya ajaran yang ingin disampaikan betul-betul dipahami dan tidak ada kemungkinan salah mengerti, yaitu : tidak mungkin seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah – bagi manusia hal itu tidak mungkin, Tuhan Yesus mekamuinya. Tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagiNya, juga untuk menyelamatkan seorang kaya. Jadi kalau demikian, maka hati orang kaya itu harus diubah. Cinta pada kekayaan duniawi harus diganti dengan cinta pada kekayaan sejati yaitu "harta di Surga".

Tidak mudah bagi siapapun untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah : "sesaklah pintu dan sempitlah jalannya" (Matius 7:14) – tetapi yang akan mengalami kesulitan paling ebsar ialah orang kaya. Ajaran mutlak dari Tuhan Yesus dalam Markus 10:24 : "Alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah" telah dikembangkan pada kesaksian-kesaksian yang muncul belakangan sehingga bisa dibaca sebagai berikut : "Allahkah sukarnya bagi orang yang percaya pada kekayaan masuk ke dalam Kerajaan Allah". Hal ini bisa merupakan usaha lain untuk memperlunak kekerasan pernyataan Tuhan Yesus itu.
Seorang pembaca bisa menghibur dirinya dengan berpikir "Aku memang mempunyai kekayaan, tapi aku tidak percaya kepadanya. Jadi aku baik-baik saja". Tetapi menurut ajaran Tuhan Yesus sangatlah sulit bagi orang kaya untuk menaruh percaya pada kekayaan itu. Bukti bahwa mereka menaruh percaya pada kekayaan atau tidak, akan terlihat dari kesediaan mereka untuk berpisah dengan kekayaan mereka.

Mengapa Tuhan Yesus mengangap kekayan sebagai penghalang seseorang masuk ke dalam Kerajaan Allah? Karena kenyataan bahwa orang yang memiliki kekayaan menggantungkan hidupnya pada kekayaan itu. Seperti petani kaya dalam perumpamaan Tuhan Yesus pada Lukas 12:16-21 yang memacu dirinya sendiri dengan pikiran tentang kekayaan besar yang ia timbun untuk bertahun-tahun lamanya. Bandingkan dengan orang zaman sekarang yang menanamkan modal besar sehingga memberi dia penghasilan besar yang tidak tergoncangkan oleh inflasi.

Rasanya tidak ada perkataan Tuhan Yesus yang lebih 'keras' bagi pola pikir manusia zaman sekarang ini daripada perkataan tentang 'unta dan lobang jarum' yang membuat orang sangat tergoda untuk memperlunak pengertiannya.