google search

Selasa, 15 Februari 2011

TABUT PERJANJIAN ( di manakah sekarang ? )


Tabut Perjanjian, memang merupakan hal yang diperdebatkan oleh para ahli selama berabad-abad, sehingga kita tidak dapat mengetahui secara persis.

1. Memang ada tradisi Yahudi yang mengatakan tabut perjanjian dibawa ke Ethiophia oleh anak dari Ratu Sheba yang bernama Menelik dan sekarang ada dalam komunitas Axum, namun hal inipun tidak dapat dikonfirmasi, karena yang diperbolehkan masuk ke dalam tenda adalah hanya para pertapa.

2. Ada pula tradisi yang mengatakan berdasarkan tulisan nabi Yeremia yang tertulis dalam 2 Makabe 2:4-8, “Di dalam naskah itu terdapat pula berita bahwa atas ilham Allah nabi itu telah menyuruh, supaya Kemah Suci dan tabut perjanjian menyertai dia ketika ia pergi ke gunung yang telah didaki Musa untuk memandang milik Allah. Setibanya di sana Yeremia menemukan sebuah kediaman yang berupa gua. Kemah Suci , tabut perjanjian dan mezbah ukupan dibawanya masuk, lalu tempat masuk direbat olehnya. Kemudian beberapa orang yang mengiringnya pergi ke sana untuk menandai lagi. Ketika Yeremia dapat tahu tentang hal itu, maka ditegurnyalah mereka, katanya: “Tempat itu harus tetap rahasia sampai Allah mengumpulkan kembali umat serta mengasihianinya lagi. Kelak semuanya akan ditunjukkan oleh Tuhan serta awan akan nampak lagi, sebagaimana dinyatakan kepada Musa, dan sebagaimana Salomopun telah berdoa juga, supaya tempat itu disucikan secara istimewa.” Maka tempat yang disebutkan juga merupakan tempat rahasia.

3. Tradisi lain berasal surat Edras, yang mengatakan bahwa tabut perjanjian dibawa oleh pasukan yang menang dalam penjarahan Yerusalem (IV Esd., x, 22). Hal ini berdasarkan tulisan dalam 2 Raj 25, yang mengatakan pasukan dari Babilonia membawa semua benda-benda dari kuningan, perak dan emas yang ada bait Allah itu (walau tidak disebutkan secara eksplisit tabut perjanjian).

4. Tradisi Talmud
Dikatakan bahwa kemungkinan tabut perjanjian disembunyikan oleh Raja Yosiah di suatu tempat rahasia seperti yang dipersiapkan oleh Raja Salomo, jika Bait Allah diserang atau dibakar. Namun tempat ini tidak diketahui.

5. Ada pula klaim dari archelogist Leen Ritmeyer yang mengadakan penyelidikan di Temple Mount, dan di dalam Dome of the Rock yang ada di Yerusalem. Ia mengklaim telah menemukan tempat di sana yang merupakan tempat Mahakudus di jaman Bait Allah yang pertama. Pada tempat itu terdapat potongan batu yang berukuran sesuai dengan ukuran yang disebutkan dalam Kitab Keluaran. Maka Ritmeyer memperkirakan bahwa Tabut perjanjian dikubur dalam-dalam di bawahnya. Namun sangat tidak mungkin bahwa akan diperbolehkan diadakan penggalian, baik oleh pemerintahan Muslim ataupun Israel.

Bagi saya, tak terlalu penting di mana tabut perjanjian tersebut berada. Yang terpenting adalah bahwa memang dahulu tabut itu pernah ada, dan memang menjadi tempat di mana Allah menyatakan kehadiran dan kemuliaan-Nya. Yang terlebih penting adalah Tabut Perjanjian Baru yang menurut Tradisi Gereja Katolik adalah sebagai berikut:

1. Bunda Maria adalah Tabut Perjanjian Baru, karena ia mengadung Kristus, sang Sabda yang menjadi manusia. Maka jika Tabut Perjanjian Lama mengandung 2 loh batu yang berisi sabda 10 perintah Allah dan roti manna, maka dalam diri Maria yang dikandung adalah Kristus, Sang Sabda yang menjelma menjadi manusia (Yoh 1: 14) dan yang adalah Sang Roti Hidup (Yoh 6:35). Pemahaman bahwa Bunda Maria adalah Tabut Perjanjian Baru memberikan pemahaman akan kesucian Bunda Maria, karena kalau terhadap Tabut Perjanjian Lama yang hanya menyangkut benda-benda mati saja Allah begitu spesifik dalam menguduskan Tabut-Nya, apalagi ketika isi Tabut Perjanjian Baru itu menyangkut Diri Putera-Nya sendiriyang bukan ‘benda mati’ melainkan Sang Hidup itu sendiri (lih. Yoh 14:6) . Tentu Allah lebih lagi menguduskan Tabut Perjanjian Baru ini yang mengandung Putera-Nya.

2. Sekarang kehadiran Kristus secara nyata hadir di dalam setiap tabernakel di dalam gedung Gereja Katolik, di mana disimpan Ekaristi, atau Sang Roti Hidup, yaitu Kristus sendiri. Umat Katolik yang menyambut Ekaristi-pun sebenarnya menjadi “tabut perjanjian baru” yang hidup, karena menerima Yesus di dalam diri mereka.