google search

Jumat, 15 Juli 2011

Puzzle


Seorang anak kecil, diberikan puzzle oleh Ibunya. Ibunya berkata kepada anaknya, “Nak, kalau kamu merangkainya dengan benar kamu akan mendapatkan gambar anak panda kesenanganmu. “

Sang anak mulai merangkainya sedikit demi sedikit dan sang ibu melihat disampingnya.

Sang Ibu memberikan nasihat-nasihat kepada anaknya tentang bagaimana merangkai puzzle yang benar. Tetapi dasar sang anak yang bandel, ia seenaknya sendiri menaruh potongan puzzle itu tidak pada tempatnya. Sedikit demi sedikit potongan itu dirangkai dengan seenaknya sendiri. Akhirnya puzzle itu jadi, tetapi terangkai berantakan. Sang anak tidak melihat sedikitpun gambar anak panda pada rangkaian puzzle-nya itu........ Sang anak pun mulai marah kepada ibunya.

Ia berkata dengan kasar, “Ibu bohong, aku sudah lama merangkai puzzle ini yang katanya dapat menjadi gambar anak panda kesayanganku tetapi lihatlah gambar apa ini??”

Sang ibu kemudian membongkar semua potongan puzzle yang dirangkai salah oleh anaknya itu. Saat itu sang anak pun tambah marah kepada ibunya, “Ibu jahat, mengapa ibu menyia-yiakan hasil karyaku.”

Ia kemudian membanting semua potongan puzzle itu ke lantai. Ibunya sangat sedih melihat hal itu. Tetapi ia kemudian mulai membujuk anaknya lagi dengan lembut.

“Nak mari ibu bantu menyusun yang benar.”

Sang anak pun sedikit demi sedikit menuruti ibunya. Memang kadang beberapa potongan dibongkar oleh ibunya dan sang anakpun mulai ngambek, tetapi karena ia mendengarkan nasihat ibunya maka ia pun mulai terhibur dan menyusun potongan-potongan itu sesuai dengan nasihat ibunya. Akhirnya jadilah puzzle itu. Sang anak melihat betapa indahnya gambar anak panda yang diberikan oleh ibunya yang terbentuk saat potongan puzzle terakhir diletakkan.

Akhirnya sang anak memeluk ibunya dan berkata “Terima kasih mama, aku mencintaimu mama.........................”

Teman-teman terkasih..... perjalanan hidup kita itu ibarat kita sedang menyusun sebuah puzzle.. Terkadang kita merasa Tuhan membongkar semua rencana kita. Tuhan mengabaikan doa-doa permohonan kita atau kita menemukan diri kita patah hati, sedih, bangkrut, sakit, cacat, dan lain lain. Walaupun kita telah berdoa kepada-Nya terus... tetapi percayalah teman, Tuhan akan membongkar semua jalan yang kita buat jika jalan itu akan membinasakan kita. Ia ingin kita selamat dan bersamanya di Surga. Percayalah bahwa Tuhan akan membantu kita menyusun gambar yang terbaik dalam hidup kita.....kita hanyalah anak kecil yang tak tahu apa-apa, dengarkanlah Dia yang membimbingmu selalu....

Mengejar Bayangan


Seorang anak kecil bercucuran keringat. Ia telah berusaha cukup lama berlari dan terus berlari. Ia ingin mengalahkan sesuatu di depannya, ia ingin melampaui bayangannya sendiri. Namun semakin ia kejar, semakin yang dikejar itu menjauh mendahuluinya. Tak peduli berapa jauh ia mengejar, berapa cepat ia berlari, bayangannya selalu tetap saja berada di depannya, pada hal ia kini sudah kehabisan tenaga.

Akhirnya orangtuanya tahu juga apa yang sedang diperbuat anaknya. Sang ibu dengan penuh kasih memberikan sebuah nasihat yang amat sederhana; 'Anakku sayang! Hanya ada satu tindakan sederhana yang perlu engkau perbuat untuk mengalahkan bayanganmu, yakni berjalan menghadap matahari. Karena dengan itu bayanganmu pasti akan berada di belakangmu. Hanya dengan itu engkau menjadi pemenangnya'.

Anda mungkin pernah atau sedang berusaha sekuat tenaga untuk melampaui suatu 'bayangan' tertentu. Mungkin anda berhadapan dengan problema pekerjaan, studi, atau masalah perkawinan dan kehidupan rumah tangga. Bila saat itu datang, mari kita berdiri menghadap Sang Matahari abadi yang memancar dalam setiap hati. Yesus, adalah Matahari sejati kita. Seperti janji matahari untuk terbit menyinari kita...seperti itulah janji Tuhan.

Segala rintangan tak akan menghadap kita, tetapi kita akan melaluinya dan kita akan melewatinya ketika kita berjalan menuju kepadaNya

Selasa, 12 Juli 2011



Air Mendidih


Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api. Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?" "Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras. Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini, Ayah?" Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi kesulitan yang sama, perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak.

Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.

Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut. "Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya. "Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?"

Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.

Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?

Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat. Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.

Sabtu, 09 Juli 2011


Busuknya Kebencian

Seorang Ibu Guru taman kanak-kanak (TK) mengadakan”permainan”.
Ibu Guru menyuruh tiap muridnya membawa kantong plastik transparan 1 buah dan kentang. Masing-masing kentang tersebut diberi nama berdasarkan nama orang yang dibenci, sehingga jumlah kentangnya tidak ditentukan berapa....tergantung jumlah orang-orang yang dibenci.

Pada hari yang disepakati masing-masing murid membawa kentang dalam kantong plastik. Ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5. Seperti perintah guru mereka tiap-tiap kentang diberi nama sesuai nama orang yang dibenci. Murid-murid harus membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun,selama 1 minggu.

Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk,murid-murid mulai mengeluh,apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain berat baunya juga tidak sedap. Setelah 1 minggu murid-murid TK tersebut merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir.

Ibu Guru : “Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1minggu ?”

Keluarlah keluhan dari murid-murid TK tersebut, pada umumnya mereka tidak merasa nyaman harus membawa kentang-kentang busuk tersebut kemanapun mereka pergi. Gurupun menjelaskan apa arti dari “permainan” yang mereka lakukan.

Ibu Guru : “Seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa-bawa apabila kita tidak bisa memaafkan orang lain. Sungguh sangat tidak menyenangkan membawa kentang busuk kemana pun kita pergi. Itu hanya 1 minggu. Bagaimana jika kita membawa kebencian itu seumur hidup ? Alangkah tidak nyamannya..”

Senin, 25 April 2011

Sejarah Paskah dan Easter

Anak-anak sekolah minggu dengan gembira menjinjing keranjang kecil yang dihias dengan cantik sembari berlari-lari disekeliling halaman gereja berlomba mencari telur-telur Paskah yang disembunyikan oleh guru sekolah minggu. Aktivitas didalam gereja tidak kalah seru, para remaja sibuk dengan kreativitas masing-masing berlomba menghias telur Paskah. Ini adalah sekilas aktivitas Paskah yang pernah saya alami semasa kecildan masih terus berlanjut hingga sekarang di gereja-gereja lain di seluruh dunia.

Waktu kecil, rasa ingin tahu saya cukup besar. Saya suka membaca Alkitab lalu membandingkan kegiatan / tradisi yang dilakukan orang Kristen dengan apa yang ditulis di Alkitab. Saya sering mempertanyakan kenapa ada pohon Natal? Padahal di Alkitab tidak ditulis tentang pohon itu. Saya mempertanyakan kenapa harus merias dan mencari telur saat Paskah padahal dalam Alkitab tidak tertera hal tersebut. Jawaban yang saya dapat dari guru sekolah minggu saya adalah "mungkin waktu Yesus disalib, banyak kelinci yang bertelur di sekitar Golgota" (WHAT??). Namun, saya harus puas dengan jawaban seadanya.

Paskah atau Easter?

Sebelum saya mulai, saya akan membedakan antara Paskah dan Easter. Penting diingat bahwa Paskah dan Easter mempunyai makna dan pengertian yang berbeda.

Paskah yang kita rayakan.

Apa sih latar belakang perayaan Paskah? Mari kita lihat di Keluaran 12:13-18

(13) Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir.

(14) Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya. (15) Kamu makanlah roti yang tidak beragi tujuh hari lamanya; pada hari pertamapun kamu buanglah segala ragi dari rumahmu, sebab setiap orang yang makan sesuatu yang beragi, dari hari pertama sampai hari ketujuh, orang itu harus dilenyapkan dari antara Israel.

(16) Kamu adakanlah pertemuan yang kudus, baik pada hari yang pertama maupun pada hari yang ketujuh; pada hari-hari itu tidak boleh dilakukan pekerjaan apapun; hanya apa yang perlu dimakan setiap orang, itu sajalah yang boleh kamu sediakan.

(17) Jadi kamu harus tetap merayakan hari raya makan roti yang tidak beragi, sebab tepat pada hari ini juga Aku membawa pasukan-pasukanmu keluar dari tanah Mesir. Maka haruslah kamu rayakan hari ini turun-temurun; itulah suatu ketetapan untuk selamanya.

(18) Dalam bulan pertama, pada hari yang keempat belas bulan itu pada waktu senja, kamu makanlah roti yang tidak beragi, sampai kepada hari yang kedua puluh satu bulan itu, pada waktu senja.

Paskah awalnya adalah perayaan dimana Tuhan meluputkan bangsa Israel dari malapetaka maut dimana semua anak pertama bangsa Mesir dicabut nyawanya oleh malaikat Tuhan. Dalam Alkitab bahasa Inggris di ayat Keluaran 12:13 ditulis "And the blood shall be to you for a token upon the houses where you are and when I see the blood, I will pass over you, and the plague shall not be upon you to destroy you, when I smite the land of Egypt". Dari kata ‘pass over' itulah maka Paskah dalam bahasa inggris diterjemahkan menjadi Passover sedangkan dalam bahasa Yunani ditulis "Pascha".

Kapan Paskah diadakan? Paskah ditetapkan oleh Tuhan untuk dirayakan pada bulan Abib (atau bulan April) pada tanggal ke empatbelas (Keluaran 12:18). Mari lihat di Ulangan 16:1-3 dan 6-7 tentang tata cara perayaan Paskah:

(1) "Ingatlah akan bulan Abib dan rayakanlah Paskah bagi TUHAN, Allahmu, sebab dalam bulan Abib itulah TUHAN, Allahmu, membawa engkau keluar dari Mesir pada waktu malam.

(2) Maka engkau harus menyembelih kambing domba dan lembu sapi sebagai korban Paskah bagi TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih TUHAN untuk membuat nama-Nya diam di sana.

(3) Janganlah engkau makan sesuatu yang beragi besertanya; tujuh hari lamanya engkau harus makan roti yang tidak beragi besertanya, yakni roti penderitaan, sebab dengan buru-buru engkau keluar dari tanah Mesir. Maksudnya supaya seumur hidupmu engkau teringat akan hari engkau keluar dari tanah Mesir.

(6) Tetapi di tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana, engkau harus mempersembahkan korban Paskah itu pada waktu senja, ketika matahari terbenam, bertepatan dengan saat engkau keluar dari Mesir.

(7) Engkau harus memasaknya dan memakannya di tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu; kemudian paginya engkau harus pulang kembali ke kemahmu.

Perayaan Paskah dimulai pada bulan pertama, yaitu bulan Abib, tanggal 14 dimana bangsa Israel mulai memotong hewan kurban persembahan pada waktu senja. Kemudian tanggal 15 bulan Abib, bangsa Israel akan memasak hewan kurban dan memakannya bersama. Perlu diperhatikan bahwa perhitungan penggantian hari yang kita kenal sekarang dimulai setelah jam 12 malam, sedangkan perhitungan penggantian hari bagi bangsa Israel dimulai setelah matahari terbenam. Jadi, ketika bangsa Israel mulai memotong hewan kurban kira-kira jam 6 sore ketika matahari terbenam maka saat itu masih tanggal 14 dan ketika sudah mulai gelap berarti sudah masuk tanggal 15. Saat makan daging hewan kurban itulah hari pertama perayaan Roti Tidak Beragi.

Mari kita lihat apa yang dilakukan oleh Yesus Kristus pada malam sebelum Ia disalib. Di Lukas 22 ditulis bahwa Yesus memerintahkan kedua murid-Nya untuk mempersiapkan perjamuan Paskah. Dalam Imamat 23:5-7 ditulis :

(5) Dalam bulan yang pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, pada waktu senja, ada Paskah bagi TUHAN.

(6) Dan pada hari yang kelima belas bulan itu ada hari raya Roti Tidak Beragi bagi TUHAN; tujuh hari lamanya kamu harus makan roti yang tidak beragi.

(7) Pada hari yang pertama kamu harus mengadakan pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat.

Kembali lagi ke Lukas 22, pada tanggal 14 bulan Abib, Yesus memerintahkan murid-Nya untuk mempersiapkan tempat untuk mengadakan perjamuan Paskah. Perjamuan ini disebut 'pertemuan kudus' dalam Imamat 23:7 (dan hingga sekarang disebut sebagai Perjamuan Kudus atau Holy Communion). Saat malam, tanggal 15 bulan Abib yaitu hari pertama perayaan Roti Tidak Beragi, Yesus dan kedua belas murid-Nya mengadakan perjamuan Paskah. Yesus Kristus kemudian disalib pada hari pertama perayaan Roti Tidak Beragi dan Ia bangkit dari kubur pada hari ketiga perayaan Roti Tidak Beragi.

Paskah terus dirayakan oleh bangsa Israel hingga sekarang. Namun makna perayaan Paskah terbagi menjadi dua ketika mulai lahirnya ke-Kristenan. Para pengikut Kristus merayakan Paskah untuk memperingati hari kebangkitan Yesus Kristus mengalahkan kematian. Perlu diingat bahwa orang Yahudi tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat oleh sebab itu orang Yahudi merayakan Paskah sebagai peringatan akan perlindungan Tuhan yang meluputkan bangsa Israel dari bahaya kematian di Mesir dan hingga sekarang orang Yahudi masih menantikan Mesias yang dijanjikan di Perjanjian Lama.

Easter yang seharus tidak kita rayakan.

Kata Easter berasal dari kata "Ishtar" dimana Ishtar adalah perayaan kebangkitan seorang dewa bernama Tamus. Siapakah Tamus? Kisah ini kembali ribuan tahun lalu ke jaman setelah Nabi Nuh dan keluarganya selamat dari banjir besar. Nuh punya 3 orang anak dan salah satu anaknya bernama Ham. Ham memiliki seorang anak bernama Cush dan menikah dengan seorang wanita bernama Semiramis. Cush dan Semiramis kemudian memiliki seorang putra bernama Nimrod (Kejadian 10:8-10). Nimrod dalam bahasa Ibrani berarti 'pemberontak'. Nimrod adalah pencipta sistem Babilonia dimana ia menciptakan tatanan pemerintahan dan hukum dasar perdagangan ekonomi. Melalui sistem Babilonia inilah Nimrod mendirikan kerajaan pertama di bumi, mendirikan kota-kota megah dan mencetuskan ide mendirikan menara Babel. Nimrod adalah orang pertama yang memperkenalkan penyembahan kepada setan (satanic worship). Nimrod begitu bejat sampai ia bersetubuh dengan ibu kandungnya sendiri yaitu Semiramis. Sang ibu kemudian hamil dan melahirkan anak bernama Tamus.

Ketika Nimrod meninggal, Semiramis ingin nama Nimrod menjadi abadi dan dipuja orang. Semiramis mendoktrinasi pengikutnya bahwa Nimrod telah naik ke tahtanya di matahari dan harus dipuja sebagai Baal yaitu sang dewa matahari. Semiramis sendiri menyatakan bahwa ia datang di Bumi melalui peristiwa dimana ia turun dari bulan dengan mengendarai 'telur besar' dan 'mendarat' di sungai Efrata (sekarang negara Irak). Peristiwa peringatan kedatangan Semiramis ditandai dengan telur yang dihias dan dinamai Ishtar eggs atau telur Easter. Kenapa dipilih telur? Karena telur dilambangkan sebagai kelanjutan dari hidup. Kemudian tradisi di jaman itu berkembang dimana orang-orang saling memberi telur yang telah dihias sebagai simbol untuk 'memberkati' orang lain dengan hidup baru. Bagaimana dengan kelinci? Bagi Semiramis, kelinci adalah binatang keramat dan kelinci dipakai sebagai hewan kurban di setiap perayaan Easter.

Sama seperti anaknya (atau 'suaminya') Nimrod yang dipuja sebagai dewa matahari, Semiramis dipuja orang sebagai dewa bulan. Tidak cukup sampai disitu, ketika Tamus tewas saat ia sedang berburu (sama seperti ayahnya, Nimrod, Tamus adalah seorang pemburu ulung), Semiramis menyatakan bahwa Tamus memiliki kedudukan yang sama seperti Nimrod dan harus disembah. Semiramis kemudian memberi gelar baru pada dirinya sendiri, yaitu Queen of Heaven atau Ratu Surga (Yeremia 7:18 dan Yeremia 44:17-25).

Adakah praktek penyembahan Tamus tertulis di Alkitab? Tentu saja ada. Dalam Yehezkiel 8:14- 16 ditulis :

(14) Lalu dibawa-Nya aku dekat pintu gerbang rumah TUHAN yang di sebelah utara, sungguh, di sana ada perempuan-perempuan yang menangisi dewa Tamus.

(15) Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, kaulihatkah apa yang mereka perbuat? Engkau masih akan melihat perbuatan-perbuatan kekejian yang lebih besar lagi dari pada ini."

(16) Kemudian dibawa-Nya aku ke pelataran dalam rumah TUHAN; sungguh, dekat jalan masuk ke bait TUHAN, di antara balai Bait Suci dan mezbah ada kira-kira dua puluh lima orang laki-laki, yang membelakangi bait TUHAN dan menghadap ke sebelah timur sambil sujud pada matahari di sebelah timur.

Ayat Alkitab ini menceritakan bagaimana Bait Allah di Jerusalem telah dirusak dan dinajiskan dengan praktek penyembahan dewa Tamus. Tembok-tembok Bait Allah telah bolong dan penuh dengan grafiti atau gambar-gambar berbagai macam mahluk dan binatang. Hal ini merupakan satu kekejian dihadapan Tuhan.

Kapan Paskah dan Easter dirayakan?

Perayaan Paskah dan Easter (atau Ishtar) adalah dua perayaan yang berbeda dan sama sekali tidak berhubungan. Perayaan Easter dirayakan setiap minggu pertama setelah pergantian dari musim dingin ke musim semi atau dikenal dengan perayaan Equinox. Perlu diketahui bahwa musim semi bisa maju atau mundur sehingga otomatis perayaan Easter pun bisa maju atau mundur dan berkisar di tanggal 22 Maret hingga 25 April. Sedangkan perayaan Paskah diadakan di bulan April tanggal 14. Oleh sebab itu tidak heran bila kadang-kadang Paskah dan Easter bisa jatuh pada hari atau minggu yang sama.

Apakah Raja Herodes merayakan Paskah atau Easter di Kisah Para Rasul 12:3-4? Dalam Kis 12:1-4 ditulis

(1) Kira-kira pada waktu itu raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat.

(2) Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang.

(3) Ketika ia melihat, bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi.

(4) Setelah Petrus ditangkap, Herodes menyuruh memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing terdiri dari empat prajurit. Maksudnya ialah, supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak.

Ingat bahwa Raja Herodes bukanlah orang Kristen dan ia sangat membenci orang Kristen. Ketika Raja Herodes membunuh Yakobus dan ingin membunuh Petrus kebetulan saat itu sedang dalam masa perayaan Roti Tidak Beragi. Raja Herodes kemudian memenjarakan Petrus karena ia ingin merayakan Easter (bukan Paskah). Hal ini mungkin membingungkan karena Alkitab bahasa Indonesia menggunakan satu kata untuk dua perayaan yang berbeda maksud dan tujuan.

Apabila kita lihat ayat Kis 12:4 dalam Alkitab bahasa inggris versi King James (King James Version) maka akan terlihat perbedaannya:

(4) And when he had apprehended him, he put him in prison, and delivered him to four quaternion of soldiers to keep him; intending after Easter to bring him forth to the people.

Pada Alkitab bahasa inggris, kata "Paskah" diterjemahkan sebagai "Passover" bukan "Easter".

Sebagai contoh kita lihat salah satu ayat di Matius 26:17-19:

(17) Now on the first day of the Feast of the Unleavened Bread the disciples came to Jesus, saying to Him, "Where do You want us to prepare for You to eat the Passover?"

(18) And He said, "Go into the city to a certain man, and say to him, `The Teacher says, "My time is at hand; I will keep the Passover at your house with My disciples."

(19) So the disciples did as Jesus had directed them; and they prepared the Passover.

Dari sini bisa terlihat perbedaan penggunaan kata Passover dengan Easter di Alkitab bahasa Inggris. Kita kembali pada kisah Petrus, ketika Petrus ditahan saat itu sedang perayaan Roti Tidak Beragi. Seperti yang telah dijelaskan diatas, perayaan Roti Tak Beragi dirayakan setelah Paskah sedangkan Raja Herodes ingin merayakan Easter yang saat itu akan dirayakan beberapa hari kemudian. Jadi jelaslah bahwa Raja Herodes merayakan Easter yang menyembah dewa Tamus dan Raja Herodes tidak pernah merayakan Paskah peringatan kebangkitan Yesus dari kematian.

Kesimpulan

1. Paskah atau Passover yang kita rayakan adalah perayaan kebangkitan Yesus Kristus mengalahkan kematian. Awal dari perayaan Paskah adalah perayaan dimana Tuhan meluputkan bangsa Israel dari malapetaka maut dimana semua anak pertama bangsa Mesir dibunuh oleh malaikat Tuhan.

2. Perayaan Easter (atau Ishtar) adalah perayaan kebangkitan seorang dewa bernama Tamus yang ditandai dengan perayaan menghias telur dan bersimbol kelinci.

3. Tradisi menghias telur Easter dan kelinci Easter adalah ritual okultisme yang merupakan kekejian bagi Tuhan.

4. Marilah kita menyembah Tuhan bukan berdasarkan tradisi yang ada tetapi berdasarkan perintah dari Tuhan.

Sabtu, 12 Maret 2011

Apa itu Stigmata?

oleh: Romo William P. Saunders *



Stigmata adalah tanda luka-luka Yesus yang tersalib, yang muncul secara tiba-tiba pada tubuh seseorang. Termasuk dalam tanda sengsara ini adalah luka-luka paku di kaki dan tangan, luka tombak di lambung, luka di kepala akibat mahkota duri, dan luka bilur-bilur penderaan di sekujur tubuh, teristimewa di punggung. Seorang stigmatis, yaitu orang yang menderita akibat stigmata, dapat memiliki satu, atau beberapa, atau bahkan semua tanda sengsara itu. Stigmata dapat kelihatan, dapat pula tidak kelihatan; dapat permanen, dapat pula sementara waktu saja.
Sebagian orang yang tidak percaya, akan menghubungkan tanda luka-luka yang demikian, yang muncul atas diri seseorang, dengan suatu penyakit atau bahkan dengan suatu kondisi psikologis tanpa memikirkan gagasan adikodrati. Tentu saja, Gereja juga pertama-tama berusaha memastikan bahwa luka-luka tersebut bukan berasal dari sebab-sebab alamiah, dan mencari bukti adikodrati guna membuktikan bahwa stigmata tersebut sungguh merupakan suatu tanda dari Tuhan. Gereja juga hendak memastikan bahwa stigmata tersebut bukanlah suatu tanda dari setan guna membangkitkan suatu kegemparan rohani yang menyesatkan orang banyak. Oleh sebab itu, karena stigmata merupakan suatu tanda persatuan dengan Tuhan kita yang tersalib, seorang yang benar-benar stigmatis haruslah hidup dengan mengamalkan keutamaan-keutamaan dengan gagah berani, tabah dalam menanggung penderitaan baik fisik maupun jiwa, dan hampir senantiasa mencapai tingkat persatuan ekstasis dengan-Nya dalam doa.

Tanda luka-luka dari stigmata yang benar itu sendiri juga berbeda dari luka-luka yang timbul akibat penyakit: Stigmata yang benar, sesuai dengan luka-luka Tuhan kita, sedangkan luka-luka yang timbul akibat penyakit akan muncul secara acak pada tubuh. Stigmata yang benar, mencucurkan darah teristimewa pada hari-hari di mana dikenangkan Sengsara Yesus (misalnya pada hari Jumat dan Jumat Agung), sementara luka-luka yang timbul akibat penyakit tidak demikian. Stigmata yang benar, memancarkan darah yang bersih serta murni, sedangkan yang timbul akibat penyakit memancarkan darah yang disertai nanah. Darah yang memancar dari stigmata yang benar, sekali waktu dapat terpancar dalam jumlah besar tanpa mencelakakan sang stigmatis, sedangkan yang berasal dari penyakit akan melemahkan orang secara serius hingga diperlukan transfusi darah. Stigmata yang benar, tak dapat disembuhkan baik melalui medis ataupun perawatan lainnya, sedangkan yang timbul akibat penyakit dapat disembuhkan. Yang terakhir, stigmata yang benar, muncul secara tiba-tiba, sedangkan yang timbul akibat penyakit muncul perlahan-lahan seturut periode waktu dan dapat dihubungkan dengan penyebab psikologis dan fisik yang utama.

Para stigmatis yang benar, mengalami keterkejutan atas munculnya stigmata. Tanda ini bukanlah sesuatu yang mereka “mohon dalam doa”. Terlebih lagi, dalam kerendahan hati, seringkali mereka berusaha menyembunyikannya agar tak menarik perhatian orang terhadap dirinya.

Stigmatis pertama “yang dinyatakan sah” adalah St Fransiskus dari Assisi (1181 - 1226). Pada bulan Agustus tahun 1224, ia dan beberapa biarawan Fransiskan lainnya mengadakan perjalanan ke Mount Alvernia di Umbria, dekat Assisi, untuk berdoa. Di sana, St Fransiskus memohon untuk diperkenankan ikut ambil bagian dalam sengsara Kristus. Pada Pesta Salib Suci, 14 September 1224, St Fransiskus mendapat penglihatan: ia dipeluk oleh Yesus yang tersalib. Sengsara dari Jumat Agung yang pertama tercurah atas dirinya, dan ia menerima stigmata. St Fransiskus berusaha menyembunyikan tanda karunia ilahi ini dari yang lainnya, dengan membalut kedua tangannya dengan jubahnya dan mengenakan sepatu serta kaus kaki (yang tidak biasa ia lakukan). Lama-kelamaan, rekan-rekan biarawan memperhatikan perubahan dalam cara berpakaian St Fransiskus dan juga sengsara fisiknya, maka terungkaplah rahasia stigmatanya. Pada akhirnya, atas nasehat para rekan biarawan, St Fransiskus mulai membiarkan stigmatanya terlihat orang lain. St Fransiskus mengatakan, “Tak suatupun yang memberiku penghiburan begitu besar selain dari merenungkan hidup dan sengsara Tuhan kita. Andai aku hidup hingga akhir jaman, aku tak akan membutuhkan buku lain.” Sudah tentu, kasih St Fransiskus kepada Tuhan kita yang tersalib, yang diungkapkannya melalui perhatiannya kepada mereka yang malang dan menderita, mendatangkan karunia stigmata baginya.

St Katarina dari Sienna (1347-1380), yang dianugerahi pengalaman-pengalaman mistik dan penglihatan-penglihatan sejak ia masih berusia enam tahun, juga dianugerahi stigmata. Pada bulan Februari 1375, ketika mengunjungi Pisa, ia ikut ambil bagian dalam Misa di Gereja St Kristina. Setelah menyambut Komuni Kudus, ia tenggelam dalam meditasi mendalam, sementara matanya menatap lekat pada salib. Sekonyong-konyong, dari salib datanglah lima berkas sinar berwarna merah darah yang menembusi kedua tangan, kaki dan lambungnya, mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa hebat hingga ia jatuh tak sadarkan diri. St Katarina dari Sienna menerima stigmata, yang hanya tampak olehnya saja, hingga sesudah akhir hayatnya.

Mungkin stigmatis yang paling termasyhur adalah St Padre Pio. Ia dilahirkan pada tahun 1887, dianugerahi penglihatan-penglihatan sejak umurnya masih lima tahun, dan sejak usia dini telah memutuskan untuk mengabdikan hidupnya bagi Tuhan. Padre Pio masuk biara Kapusin Fransiskan pada tahun 1903 dan ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1910. Katanya, “Aku terbakar habis oleh kasih kepada Tuhan dan oleh kasih kepada sesamaku.”

Pada tanggal 5 Agustus 1918, Padre Pio mendapat penglihatan di mana ia merasa dirinya ditikam dengan sebilah tombak; sesudahnya luka akibat tikaman tombak itu tinggal pada tubuhnya. Kemudian, pada tanggal 20 September 1918, saat ia memanjatkan syukur sesudah perayaan Misa, ia juga menerima luka-luka Tuhan kita di kedua kaki dan tangannya. Setiap hari, Padre Pio kehilangan sekitar satu cangkir darah; luka-luka itu tidak pernah menutup ataupun bertambah parah. Pula, bukannya bau darah, melainkan bau harum yang semerbak terpancar dari luka-lukanya.

Sepanjang hidupnya, Padre Pio memahami benar kedahsyatan sengsara Juruselamat kita akibat tangan-tangan mereka yang berada di dalam maupun di luar Gereja, juga akibat setan. Walau demikian, Padre Pio mengatakan, “Aku ini hanyalah suatu alat dalam tangan Tuhan. Aku berguna hanya jika dikendalikan oleh Penggerak Ilahi.” Stigmata tinggal dalam tubuh Padre Pio hingga akhir hayatnya. Paus Paulus VI berkata tentangnya, “Lihat, betapa masyhurnya dia, betapa seluruh dunia berkumpul sekelilingnya! Tetapi mengapa? Apakah mungkin karena ia seorang filsuf? Karena ia bijak? Karena ia cakap dalam pelayanan? Karena ia mempersembahkan Misa dengan rendah hati, mendengarkan pengakuan dosa dari fajar hingga gelap dan - tak mudah mengatakannya - ia adalah dia yang menyandang luka-luka Tuhan kita.”

Tak banyak dari antara para kudus yang dianugerahi stigmata; dan mereka yang dianugerahinya, seperti St Fransiskus, St Katarina dan St Padre Pio, memahami secara mendalam sengsara Tuhan kita. Sementara stigmata mungkin membangkitkan rasa takjub kita, tanda itu sendiri dan mereka yang menderitanya hendaknya menjadi inspirasi bagi kita dalam mengejar persatuan yang lebih mesra dengan Tuhan kita, teristimewa dengan sering menerima Sakramen Tobat dan menyambut Ekaristi Kudus.

Minggu, 06 Maret 2011

Kehancuran Sodom dan Gomora


Dinding selatan reruntuhan kota Sodom (Bab edh-Dhra) di sebelah tenggara Laut Mati di Yordania modern.





Reruntuhan Sodom dan Gomora telah ditemukan di sebelah tenggara Laut Mati. Nama modernnya adalah Bab edh-Dhra, diperkirakan sebagai Sodom, dan Numeira, diperkirakan sebagai Gomora. Kedua tempat tersebut dihancurkan pada saat yang bersamaan oleh kebakaran yang luar biasa dahsyat. Debu-debu reruntuhan tebalnya sekitar tiga kaki. Apa yang menyebabkan kekacauan yang mengerikan ini? Penemuan yang mengejutkan di kuburan di Bab edh-Dhra menyingkap penyebab tersebut. Para ahli arkeologi menemukan bahwa bangunan yang digunakan untuk mengubur terbakar mulai dari atap.

Apa yang menyebabkan setiap struktur di kuburan hancur dengan cara seperti ini? Jawaban misteri ini terdapat dalam Kitab Suci. “Kemudian Tuhan menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari Tuhan, dari langit” (Kejadian 19:24). Satu-satunya penjelasan yang mungkin atas penemuan yang unik dalam publikasi arkeologi adalah bahwa debu-debu yang terbakar turun ke bangunan-bangunan dari udara. Tetapi bagaimana hal tersebut dapat terjadi?

Ada cukup bukti mengenai lapisan di bawah tanah berupa bahan berbasis minyak yang disebut bitumen, serupa dengan aspal, di daerah selatan Laut Mati. Materi seperti itu biasanya mengandung belerang dengan prosentase tinggi. Telah dipostulasikan oleh ahli geologi Frederick Clapp bahwa tekanan dari sebuah gempa bumi dapat menyebabkan endapan bitumen dipaksa keluar melalui garis patahan. Ketika tersembur keluar dari bumi, endapan tersebut dapat terpicu oleh bunga api atau kebakaran. Semburan itu kemudian akan jatuh ke bumi sebagai materi yang terbakar.

Sodom dan Gomora diketemukan setelah Clapp memformulasikan teori ini. Ternyata situsnya terletak tepat di atas garis patahan sepanjang sisi timur dataran di sebelah selatan Laut Mati, sehingga teori Clapp sepenuhnya masuk di akal. Terdapat bukti mengenai skenario ini dalam Kitab Suci. Abraham menyaksikan kehancuran ini dari tempat yang menguntungkan di sebelah barat Laut Mati. Kitab Suci mencatat apa yang disaksikan Abraham: “Dia memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan, maka dilihatnyalah asap dari bumi membubung ke atas sebagai asap dari dapur peleburan” (Kejadian 19:28). Asap yang dilihat mungkin adalah asap dari kebakaran basis-minyak. Asap yang membubung ke atas seperti asap dari dapur peleburan menyatakan adanya aliran udara yang dipaksakan, seperti yang dapat diperkirakan dari endapan bawah tanah yang dipaksa keluar dari bumi oleh tekanan.

Kehancuran Sodom dan Gomora menjadi salah satu contoh dalam Kitab Suci mengenai bagaimana Tuhan menghakimi dosa. “Lihat, inilah kesalahan Sodom, kakakmu yang termuda itu: kecongkakan, makanan yang berlimpah-limpah dan kesenangan hidup ada padanya dan pada anak-anaknya perempuan, tetapi ia tidak menolong orang-orang sengsara dan miskin. Mereka menjadi tinggi hati dan melakukan kekejian di hadapan-Ku; maka Aku menjauhkan mereka sesudah Aku melihat itu” (Yehezkiel 16:49-50).